Kesabaran merupakan sebuah amalan yang memiliki keutamaan disisi Allah karena dengan kesabaran inilah para nabi dan rasul berhasil mengajak umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah semata, walaupun dengan banyaknya musibah dan cobaan yang datang dari orang-orang yang menentangnya. Demikian juga kesabaran yang dimiliki orang-orang pada masa sekarang ini, hanyalah orang yang bersabar yang memiliki kedudukan yang tinggi dibanding orang-orang yang tidak sabar, berbagai problem dalam kehidupan
bermasyarakat telah menjadi tolok ukur untuk menyaring siapa saja yang sanggup menghadapi berbagai permasalahan yang menimpa dan hanya orang-orang yang mampu bersabar yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah l berfirman di dalam surah Muhammad ayat 31 yang artinya: “Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu”.
Dalam hal ini ada dua golongan manusia ketika musibah datang sebagaimana banyaknya musibah yang terjadi akhir-akhir ini dari berbagai bencana alam baik tsunami, banjr, tanah longsor, gempa, dan erupsi gunung berapi yang telah membinasakan semua harta benda yang selama ini dijadikan kebanggaan sebagian orang yang tidak beriman, hasil usaha yang dikumpulkan selama bertahun-tahun Allah l menghendaki semua yang mereka miliki musnah dalam hitungan menit tanpa tersisa sehingga di antara mereka menjadi stres dan hilang akal karena dengan musibah yang menimpa mereka merasa orang yang paling sengsara di dunia.
Allah l berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 155 yang artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Musibah yang mereka alami tidak menjadikan mereka sadar akan kekurangan dirinya dan menyandarkan semua perkaranya datang dari Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu yang terjadi, akan tetapi malah membuat sebagain dari mereka semakin berbuat syirik kepada Allah l dengan berkeyakinan bahwa semua musibah yang terjadi karena para penguasa laut, daratan dan gunung sedang marah, atau menyalahkan para penguasa yang korupsi sehingga dosa-dosa mereka yang menjadikan musibah ini datang tanpa menyadari bahwa semua dosa-dosa mereka lakukan sendiri juga menjadi sebab datangnya musibah ini dari berbagai dosa kecil berupa tidak amanah, meninggalkan sholat, meninggalkan puasa dan kewajiban zakat, serta perbuatan maksiat yang mereka anggap biasa sehingga musibah yang menimpa tidak dijadikan pelajaran untuk kembali mengingat Allah l dengan melakukan ketaatan.
Adapun bagi orang yang beriman, semua yang menimpa dirinya baik perkara yang baik ataupun yang buruk merupakan sebuah ketentuan dari Allah dan berharap pahala dari semua ketentuan yang telah diterima sehingga dengan datangnya musibah dia berharap kebaikan dari Allah semoga musibah yang menimpa dirinya sebagai penebus dosa dan peringatan bagi dirinya untuk mengoreksi dari semua kesalahan dan kekurangan serta menambah ketakwaan kepada Allah l.
Sedangkan bagi orang-orang yang tidak beriman atau seorang yang tingkat keimanannya kurang semua yang terjadi atas dirinya apabila itu sebuah kebaikan dia tidak menyandarkan kebaikan itu dari Allah l sementara jika musibah dan perkara yang buruk menimpanya dia merasa orang yang paling rugi dan sengsara serta berprasangka buruk kepada Allah sebagaimana yang ceritakan oleh Allah l keadaan orang seperti ini dalam surah Al Fajr: 15-16 yang artinya:
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.
“Dan adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”.
Demikianlah keadaan segolongan manusia ketika datang musibah, adapun rasulullah n telah memberikan sebuah bimbingan yang indah ketika seorang mukmin mendapatkan musibah yaitu menerima semua yang menimpa dirinya dengan kesabaran, dan Allah l dalam banyak ayatnya memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bersabar sebagaimana kesabarannya para nabi dan rasul ketika mengemban risalah ini, kalimat sabar ini terulang di dalam Al Qur`an sebanyak 159 kali serta penyebutan kalimat “sabar” ini paling banyak terdapat di dalam surat al kahfi dan al baqarah sebanyak 7 kali sedangkan disurat yang lain hanya beberapa kali sedangkan kalimat “bersabar” terulang sebanyak 17 kali, dan kalimat “kesabaran” terulang sebanyak 12. Perintah untuk bersabar secara khusus Allah l sebutkan di dalam al qur`an sebanyak 25 kali dengan menggunakan kalimat perintah “bersabarlah”.
Makna sabar
Sabar menurut terminologi bahasa artinya mencegah, menahan atau mengendalikan diri sehingga makna sabar dalam devinisi ini memiliki sebuah konsekwensi sebagaimana yang diriwiyatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah dari Nabi n beliau bersabda:
“Yang dikatakan kuat bukanlah orang yang menang bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan diri ketika sedang marah”.
Allah l berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 177 yang artinya: “…dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Allah l berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 155 yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Sedangkan menurut terminologi syari’ah ialah menahan diri dalam mengerjakan sesuatu yg diperintahkan oleh Allah dan menahan diri dari sesuatu yg di larang oleh Allah l.
Allah l berfirman di dalam surah Al Furqon ayat 42 yang artinya: “Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan- sembahan kita, seandainya kita tidak sabar(menyembah)nya” dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.” (QS.)
Allah l berfirman di dalam surah Ar Raad ayat 32 yang artinya: “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)“.
Bagaimanakah bimbingan Rasul dalam bersabar.
Sikap sabar adalah sebuah amalan hati yang tidak bisa diukur dengan materi serta kedudukan oleh karena itu sikap sabar terkadang tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang karena makna sabar secara bahasa dan secara istilah memiliki konsekwensi yang harus dipenuhi tidak sebagaimana kata sabar yang dipahami masyarakat dengan mengingatkan orang ketika marah dengan kesabaran atau menerima kenyataan jika telanjur terjadi, Rasulullah l telah memberikan bimbingan ketika seorang itu menjalankan sebuah kesabaran sebagaimana kisah dalam hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim secara makna yaitu, kisah wanita yang ditinggal wafat anaknya kemudian Rasulullah mengingatkan untuk bersabar akan tetapi diacuhkan oleh wanita tersebut, dan setelah diberi tahu orang yang memberi nasehat tersebut adalah Rasulullah maka wanita ini buru-buru mendatangi Rasulullah, beliaupun mengatakan bahwa sabar itu ketika pertama kali musibah datang.
Sudah seharusnya bagi orang-orang yang beriman untuk memiliki sikap sabar dalam setiap keadaan karena apapun yang menimpa dirinya memiliki faedah secara langsung atau tidak langsung sebagaimana bimbingan dari seorang Rasul yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan f
“Sangat menakjubkan perkara kaum mukminin, sesungguhnya semua urusan baik bagi mereka dan yang demikian itu tidak dimiliki selain kaum mukminin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur maka yang demikian itu baik baginya dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar, maka yang demikian itu baik pula baginya”
Dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Sa`id Al Khudri a dari Nabi n beliau berkata yang maknanya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa lelah, sakit, gundah gulana, sedih, gangguan, ataupun duka cita, sampai duri yang yang menusuknya, melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya dengan musibah tersebut”
Saudarakau kaum muslimin yang dirahmati Allah sudah seharusnya bagi kita untuk saling mengingatkan dan saling memberi nasehat untuk selalu sabar dalam menghadapi problematika kehidupan ini dengan terus berupaya untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah l dan bersabar atas segala musibah yang menimpa diri-diri kita karena bisa jadi musibah tersebut sebagai pelajaran bagi kita sejauh mana ketakwaan kita kepada Allah l sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits Al Bukhari dari Abu Hurairah yang artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebajikan baginya maka Allah akan menimpakan cobaan kepadanya” untuk itu dan hendaknya kita selalu memohon kesabaran serta keselamatan dunia dan akhirat kepada Allah l dengan sebuah doa yang sesuai syari`at sebagaimana yang terdapat dalam surat Al A`raf ayat ke 126 yang artinya: “…Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)”.
Sementara itu rasulullah n mengajarkan kepada kita ketika musibah datang menimpa diri kita untuk menghilangkan kesedihan dan kegundahgulanaan serta ketika hati merasa sedih dan gelisah dengan doa sebagai berikut:
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, putra hamba-Mu yang laki-laki, putra hamba-Mu yang perempuan, ubun-ubunku di Tangan-Mu, berlalu pada diriku keputusan-Mu, dan adil semua ketetapan-Mu pada diriku, aku memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengan nama itu, atau Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan nama itu kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada pada-Mu, (aku memohon) agar Engkau jadikan AL Qur`an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku dan pelenyap keresahanku. (HR. Ahmad 1/391)
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keresahan dan kesedihan, kelemahan dan sikap malas, dari kekikiran dan sikap pengecut, serta sempitnya hutang dan dikalahkan lawan. (HR. Al Bukhari 7.158) dan (Al Fath 11/173 Rasulullah banyak membaca doa ini)
bermasyarakat telah menjadi tolok ukur untuk menyaring siapa saja yang sanggup menghadapi berbagai permasalahan yang menimpa dan hanya orang-orang yang mampu bersabar yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah l berfirman di dalam surah Muhammad ayat 31 yang artinya: “Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu”.
Dalam hal ini ada dua golongan manusia ketika musibah datang sebagaimana banyaknya musibah yang terjadi akhir-akhir ini dari berbagai bencana alam baik tsunami, banjr, tanah longsor, gempa, dan erupsi gunung berapi yang telah membinasakan semua harta benda yang selama ini dijadikan kebanggaan sebagian orang yang tidak beriman, hasil usaha yang dikumpulkan selama bertahun-tahun Allah l menghendaki semua yang mereka miliki musnah dalam hitungan menit tanpa tersisa sehingga di antara mereka menjadi stres dan hilang akal karena dengan musibah yang menimpa mereka merasa orang yang paling sengsara di dunia.
Allah l berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 155 yang artinya: “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Musibah yang mereka alami tidak menjadikan mereka sadar akan kekurangan dirinya dan menyandarkan semua perkaranya datang dari Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu yang terjadi, akan tetapi malah membuat sebagain dari mereka semakin berbuat syirik kepada Allah l dengan berkeyakinan bahwa semua musibah yang terjadi karena para penguasa laut, daratan dan gunung sedang marah, atau menyalahkan para penguasa yang korupsi sehingga dosa-dosa mereka yang menjadikan musibah ini datang tanpa menyadari bahwa semua dosa-dosa mereka lakukan sendiri juga menjadi sebab datangnya musibah ini dari berbagai dosa kecil berupa tidak amanah, meninggalkan sholat, meninggalkan puasa dan kewajiban zakat, serta perbuatan maksiat yang mereka anggap biasa sehingga musibah yang menimpa tidak dijadikan pelajaran untuk kembali mengingat Allah l dengan melakukan ketaatan.
Adapun bagi orang yang beriman, semua yang menimpa dirinya baik perkara yang baik ataupun yang buruk merupakan sebuah ketentuan dari Allah dan berharap pahala dari semua ketentuan yang telah diterima sehingga dengan datangnya musibah dia berharap kebaikan dari Allah semoga musibah yang menimpa dirinya sebagai penebus dosa dan peringatan bagi dirinya untuk mengoreksi dari semua kesalahan dan kekurangan serta menambah ketakwaan kepada Allah l.
Sedangkan bagi orang-orang yang tidak beriman atau seorang yang tingkat keimanannya kurang semua yang terjadi atas dirinya apabila itu sebuah kebaikan dia tidak menyandarkan kebaikan itu dari Allah l sementara jika musibah dan perkara yang buruk menimpanya dia merasa orang yang paling rugi dan sengsara serta berprasangka buruk kepada Allah sebagaimana yang ceritakan oleh Allah l keadaan orang seperti ini dalam surah Al Fajr: 15-16 yang artinya:
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.
“Dan adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”.
Demikianlah keadaan segolongan manusia ketika datang musibah, adapun rasulullah n telah memberikan sebuah bimbingan yang indah ketika seorang mukmin mendapatkan musibah yaitu menerima semua yang menimpa dirinya dengan kesabaran, dan Allah l dalam banyak ayatnya memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bersabar sebagaimana kesabarannya para nabi dan rasul ketika mengemban risalah ini, kalimat sabar ini terulang di dalam Al Qur`an sebanyak 159 kali serta penyebutan kalimat “sabar” ini paling banyak terdapat di dalam surat al kahfi dan al baqarah sebanyak 7 kali sedangkan disurat yang lain hanya beberapa kali sedangkan kalimat “bersabar” terulang sebanyak 17 kali, dan kalimat “kesabaran” terulang sebanyak 12. Perintah untuk bersabar secara khusus Allah l sebutkan di dalam al qur`an sebanyak 25 kali dengan menggunakan kalimat perintah “bersabarlah”.
Makna sabar
Sabar menurut terminologi bahasa artinya mencegah, menahan atau mengendalikan diri sehingga makna sabar dalam devinisi ini memiliki sebuah konsekwensi sebagaimana yang diriwiyatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah dari Nabi n beliau bersabda:
“Yang dikatakan kuat bukanlah orang yang menang bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan diri ketika sedang marah”.
Allah l berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 177 yang artinya: “…dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
Allah l berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 155 yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Sedangkan menurut terminologi syari’ah ialah menahan diri dalam mengerjakan sesuatu yg diperintahkan oleh Allah dan menahan diri dari sesuatu yg di larang oleh Allah l.
Allah l berfirman di dalam surah Al Furqon ayat 42 yang artinya: “Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan- sembahan kita, seandainya kita tidak sabar(menyembah)nya” dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.” (QS.)
Allah l berfirman di dalam surah Ar Raad ayat 32 yang artinya: “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)“.
Bagaimanakah bimbingan Rasul dalam bersabar.
Sikap sabar adalah sebuah amalan hati yang tidak bisa diukur dengan materi serta kedudukan oleh karena itu sikap sabar terkadang tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang karena makna sabar secara bahasa dan secara istilah memiliki konsekwensi yang harus dipenuhi tidak sebagaimana kata sabar yang dipahami masyarakat dengan mengingatkan orang ketika marah dengan kesabaran atau menerima kenyataan jika telanjur terjadi, Rasulullah l telah memberikan bimbingan ketika seorang itu menjalankan sebuah kesabaran sebagaimana kisah dalam hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim secara makna yaitu, kisah wanita yang ditinggal wafat anaknya kemudian Rasulullah mengingatkan untuk bersabar akan tetapi diacuhkan oleh wanita tersebut, dan setelah diberi tahu orang yang memberi nasehat tersebut adalah Rasulullah maka wanita ini buru-buru mendatangi Rasulullah, beliaupun mengatakan bahwa sabar itu ketika pertama kali musibah datang.
Sudah seharusnya bagi orang-orang yang beriman untuk memiliki sikap sabar dalam setiap keadaan karena apapun yang menimpa dirinya memiliki faedah secara langsung atau tidak langsung sebagaimana bimbingan dari seorang Rasul yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan f
“Sangat menakjubkan perkara kaum mukminin, sesungguhnya semua urusan baik bagi mereka dan yang demikian itu tidak dimiliki selain kaum mukminin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia bersyukur maka yang demikian itu baik baginya dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar, maka yang demikian itu baik pula baginya”
Dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Sa`id Al Khudri a dari Nabi n beliau berkata yang maknanya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa lelah, sakit, gundah gulana, sedih, gangguan, ataupun duka cita, sampai duri yang yang menusuknya, melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya dengan musibah tersebut”
Saudarakau kaum muslimin yang dirahmati Allah sudah seharusnya bagi kita untuk saling mengingatkan dan saling memberi nasehat untuk selalu sabar dalam menghadapi problematika kehidupan ini dengan terus berupaya untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah l dan bersabar atas segala musibah yang menimpa diri-diri kita karena bisa jadi musibah tersebut sebagai pelajaran bagi kita sejauh mana ketakwaan kita kepada Allah l sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits Al Bukhari dari Abu Hurairah yang artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebajikan baginya maka Allah akan menimpakan cobaan kepadanya” untuk itu dan hendaknya kita selalu memohon kesabaran serta keselamatan dunia dan akhirat kepada Allah l dengan sebuah doa yang sesuai syari`at sebagaimana yang terdapat dalam surat Al A`raf ayat ke 126 yang artinya: “…Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)”.
Sementara itu rasulullah n mengajarkan kepada kita ketika musibah datang menimpa diri kita untuk menghilangkan kesedihan dan kegundahgulanaan serta ketika hati merasa sedih dan gelisah dengan doa sebagai berikut:
Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, putra hamba-Mu yang laki-laki, putra hamba-Mu yang perempuan, ubun-ubunku di Tangan-Mu, berlalu pada diriku keputusan-Mu, dan adil semua ketetapan-Mu pada diriku, aku memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengan nama itu, atau Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan nama itu kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada pada-Mu, (aku memohon) agar Engkau jadikan AL Qur`an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku dan pelenyap keresahanku. (HR. Ahmad 1/391)
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keresahan dan kesedihan, kelemahan dan sikap malas, dari kekikiran dan sikap pengecut, serta sempitnya hutang dan dikalahkan lawan. (HR. Al Bukhari 7.158) dan (Al Fath 11/173 Rasulullah banyak membaca doa ini)