Desember 2014 - EL-KAMIL CENTRE
Headlines News :

BIOGRAFI SAHABAT RASUL SAW

Written By SahatiTravel on Senin, 29 Desember 2014 | 00:18

EL-KAMIL CENTRE, 29 Des 2014

Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar (lahir: 572 - wafat: 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H) termasuk diantara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi khalifah Islam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, ia adalah satu diantara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.  
Abu Bakar Ash-Shidiq Nama lengkapnya adalah 'Abd Allah ibn 'Utsman bin Amir bi Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr al-Quraishi at-Tamimi'. Bertemu nasabnya dengan nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah bani Taim.Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Miraj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq". 
Abu Bakar dilahirkan di kota Mekkah dari keturunan Bani Tamim (Attamimi), sub-suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. 
Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar. Sama seperti rumah Khadijah, rumahnya juga bertingkat dua dan mewah. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang. 
Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh Nabi Abubakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya. 
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya kecuali 'Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abd Rahman berpisah. 
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. 
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah. 
Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun (632) M. 
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dll, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi rujukan dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). 
Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. 
Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid. Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses. 
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran Al-quran dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an yang dikenal saat ini.Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad. 
( EL-KAMIL CENTRE )

Umar bin Khattab 
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin). Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.  
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Muhammad, Umar dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku". 
Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas. 
Ketika Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Muhammad. 
Pada puncak kebenciannya terhadap ajaran Muhammad, Umar memutuskan untuk mencoba membunuh Muhammad, namun saat dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Muhammad bernama Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Muhammad yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al Qur'an (surat Thoha), ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya. Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal ini yang selama ini selalu membelanya membuat hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Muhammad kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya. 
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Muhammad dan pemeluk Islam lain berhijrah (migrasi) (ke Yatsrib (sekarang Madinah) . Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Muhammad dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa Muhammad dan para pengikutnya. 
Pada saat kabar kematian Muhammad pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) di Madinah sampai kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu, ia menghambat siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang ia terima, Umar berkeras bahwa Muhammad tidaklah wafat melainkan hanya sedang tidak sadarkan diri, dan akan kembali sewaktu-waktu. 
Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, Ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan ("Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati.")Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang, termasuk Umar saat itu, bahwa Muhammad, seperti halnya mereka, adalah seorang manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an yang mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada ajaran yang diajarkan Muhammad yaitu kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah peristiwa itu Umar menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan. 
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Ssetelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam. 
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar. 
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad. 
Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. 
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. 
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan. 
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu :1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya. 
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut. 
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH SWT. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain ALLAH SWT. 
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji. 
5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan. 
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya. 
 ( EL-KAMIL CENTRE )


Utsman bin AffanUtsman bin Affan (574 – 656 / 12 Dzulhijjah 35 H; umur 81–82 tahun) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur'an.Ia adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu. 
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. 
Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). 
Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah. 
Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah Saw memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering. 
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilik khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur. 
ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf. 
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah. 
Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Beliau diberi 2 ulimatum oleh pemberontak, yaitu mengundurkan diri atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan rumah usman oleh para pemberontak selama 40 hari.usman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah 35 H. Ia dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.  

 ( EL-KAMIL CENTRE )


Ali bin Abi Thalib 
Ali bin Abi Thalib (lahir sekitar 13 Rajab 23 Pra Hijriah/599 – wafat 21 Ramadan 40 Hijriah/661), adalah salah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga dari Nabi Muhammad. Menurut Islam Sunni, ia adalah Khalifah terakhir dari Khulafaur Rasyidin. Sedangkan Syi'ah berpendapat bahwa ia adalah Imam sekaligus Khalifah pertama yang dipilih oleh Rasulullah Muhammad SAW. Uniknya meskipun Sunni tidak mengakui konsep Imamah mereka setuju memanggil Ali dengan sebutan Imam, sehingga Ali menjadi satu-satunya Khalifah yang sekaligus juga Imam. Ali adalah sepupu dari Muhammad, dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu Muhammad. 
Syi'ah berpendapat bahwa Ali adalah khalifah yang berhak menggantikan Nabi Muhammad, dan sudah ditunjuk oleh Beliau atas perintah Allah di Ghadir Khum. Syi'ah meninggikan kedudukan Ali atas Sahabat Nabi yang lain, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Syi'ah selalu menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan Alayhi Salam (AS) atau semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan. 
Sebagian Sunni yaitu mereka yang menjadi anggota Bani Umayyah dan para pendukungnya memandang Ali sama dengan Sahabat Nabi yang lain. Sunni menambahkan nama Ali dengan Radhiyallahu Anhu (RA) atau semoga Allah melimpahkan Ridha (ke-suka-an)nya. Tambahan ini sama sebagaimana yang juga diberikan kepada Sahabat Nabi yang lain. 
Sufi menambahkan nama Ali bin Abi Thalib dengan Karramallahu Wajhah (KW) atau semoga Allah me-mulia-kan wajahnya. Doa kaum Sufi ini sangat unik, berdasar riwayat bahwa beliau tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal buruk bahkan yang kurang sopan sekalipun. Dibuktikan dalam sebagian riwayat bahwa beliau tidak suka memandang ke bawah bila sedang berhubungan intim dengan istri. Sedangkan riwayat-riwayat lain menyebutkan dalam banyak pertempuran (duel-tanding), bila pakaian musuh terbuka bagian bawah terkena sobekan pedang beliau, maka Ali enggan meneruskan duel hingga musuhnya lebih dulu memperbaiki pakaiannya. 
Ali bin Abi Thalib dianggap oleh kaum Sufi sebagai Imam dalam ilmu al-hikmah (divine wisdom) dan futuwwah (spiritual warriorship). Dari beliau bermunculan cabang-cabang tarekat (thoriqoh) atau spiritual-brotherhood. Hampir seluruh pendiri tarekat Sufi, adalah keturunan beliau sesuai dengan catatan nasab yang resmi mereka miliki. Seperti pada tarekat Qadiriyah dengan pendirinya Syekh Abdul Qadir Jaelani, yang merupakan keturunan langsung dari Ali melalui anaknya Hasan bin Ali seperti yang tercantum dalam kitab manaqib Syekh Abdul Qadir Jilani (karya Syekh Ja'far Barzanji) dan banyak kitab-kitab lainnya. 
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600(perkiraan). Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun. 
Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. Haydar yang berarti Singa adalah harapan keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Mekkah. 
Setelah mengetahui sepupu yang baru lahir diberi nama Haydar, Nabi SAW memanggil dengan Ali yang berarti Tinggi(derajat di sisi Allah).Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti Asad, dimana Asad merupakan anak dari Hasyim, sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan Hasyim dari sisi bapak dan ibu. Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi SAW karena beliau tidak punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga Abu Thalib memberi kesempatan bagi Nabi SAW bersama istri beliau Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak beliau kecil hingga dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah bersama dengan Muhammad. Dalam biografi asing (Barat), hubungan Ali kepada Nabi Muhammad SAW dilukiskan seperti Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) kepada Yesus (Nabi Isa). 
Dalam riwayat-riwayat Syi'ah dan sebagian riwayat Sunni, hubungan tersebut dilukiskan seperti Nabi Harun kepada Nabi Musa. Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, riwayat-riwayat lama seperti Ibnu Ishaq menjelaskan Ali adalah lelaki pertama yang mempercayai wahyu tersebut atau orang ke 2 yang percaya setelah Khadijah istri Nabi sendiri. Pada titik ini Ali berusia sekitar 10 tahun. Pada usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi SAW karena sebagai anak asuh, berkesempatan selalu dekat dengan Nabi hal ini berkelanjutan hingga beliau menjadi menantu Nabi. Hal inilah yang menjadi bukti bagi sebagian kaum Sufi bahwa ada pelajaran-pelajaran tertentu masalah ruhani (spirituality dalam bahasa Inggris atau kaum Salaf lebih suka menyebut istilah 'Ihsan') atau yang kemudian dikenal dengan istilah Tasawuf yang diajarkan Nabi khusus kepada beliau tapi tidak kepada Murid-murid atau Sahabat-sahabat yang lain.  
Karena bila ilmu Syari'ah atau hukum-hukum agama Islam baik yang mengatur ibadah maupun kemasyarakatan semua yang diterima Nabi harus disampaikan dan diajarkan kepada umatnya, sementara masalah ruhani hanya bisa diberikan kepada orang-orang tertentu dengan kapasitas masing-masing. 
Didikan langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek zhahir (exterior) atau syariah dan bathin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.  
Ali bersedia tidur di kamar Nabi untuk mengelabui orang-orang Quraisy yang akan menggagalkan hijrah Nabi. Beliau tidur menampakkan kesan Nabi yang tidur sehingga masuk waktu menjelang pagi mereka mengetahui Ali yang tidur, sudah tertinggal satu malam perjalanan oleh Nabi yang telah meloloskan diri ke Madinah bersama Abu Bakar.Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra yang banyak dinanti para pemuda. Nabi menimbang Ali yang paling tepat dalam banyak hal seperti Nasab keluarga yang se-rumpun (Bani Hasyim), yang paling dulu mempercayai ke-nabi-an Muhammad (setelah Khadijah), yang selalu belajar di bawah Nabi dan banyak hal lain.  
Ketika Muhammad mencari Ali menantunya, ternyata Ali sedang tidur. Bagian atas pakaiannya tersingkap dan debu mengotori punggungnya. Melihat itu Muhammad pun lalu duduk dan membersihkan punggung Ali sambil berkata, "Duduklah wahai Abu Turab, duduklah." Turab yang berarti debu atau tanah dalam bahasa Arab. Julukan tersebut adalah julukan yang paling disukai oleh Ali. Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam sejarah Islam. Di sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping Hamzah, paman Nabi. Banyaknya Quraisy Mekkah yang tewas di tangan Ali masih dalam perselisihan, tapi semua sepakat beliau menjadi bintang lapangan dalam usia yang masih sangat muda sekitar 25 tahun. 
Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin Abdi Wud . Dengan satu tebasan pedangnya yang bernama dzulfikar, Amar bin Abdi Wud terbelah menjadi dua bagian.  
Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut sehingga pecah perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng Khaibar yang sangat kokoh, biasa disebut dengan perang Khaibar. Di saat para sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi saw bersabda:"Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan melarikan diri, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan dia mencintai Allah dan Rasul-Nya". 
Maka, seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan tersebut. Namun, temyata Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan itu serta mampu menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit musuh yang berani bernama Marhab lalu menebasnya dengan sekali pukul hingga terbelah menjadi dua bagian.  
Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili nabi Muhammad untuk menjaga kota Madinah. Sampai disini hampir semua pihak sepakat tentang riwayat Ali bin Abi Thalib, perbedaan pendapat mulai tampak ketika Nabi Muhammad wafat. Syi'ah berpendapat sudah ada wasiat (berdasar riwayat Ghadir Khum) bahwa Ali harus menjadi Khalifah bila Nabi SAW wafat. Tetapi Sunni tidak sependapat, sehingga pada saat Ali dan Fatimah masih berada dalam suasana duka orang-orang Quraisy bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.  
Menurut riwayat dari Al-Ya'qubi dalam kitab Tarikh-nya Jilid II Menyebutkan suatu peristiwa sebagai berikut. Dalam perjalan pulang ke Madinah seusai menunaikan ibadah haji ( Hijjatul-Wada'),malam hari Rasulullah saw bersama rombongan tiba di suatu tempat dekat Jifrah yang dikenal denagan nama "GHADIR KHUM." Hari itu adalah hari ke-18 bulan Dzulhijah. Ia keluar dari kemahnya kemudia berkhutbah di depan jamaah sambil memegang tangan Imam Ali Bin Abi Tholib r.a.Dalam khutbahnya itu antara lain beliau berkata : "Barang siapa menanggap aku ini pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.Ya Allah, pimpinlah orang yang mengakui kepemimpinannya dan musuhilah orang yang memusuhinya" Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah tentu tidak disetujui keluarga Nabi Ahlul Baitdan pengikutnya. Beberapa riwayat berbeda pendapat waktu pem-bai'at-an Ali bin Abi Thalib terhadap Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rasulullah. Ada yang meriwayatkan setelah Nabi dimakamkan, ada yang beberapa hari setelah itu, riwayat yang terbanyak adalah Ali mem-bai'at Abu Bakar setelah Fatimah meninggal, yaitu enam bulan setelah meninggalnya Rasulullah demi mencegah perpecahan dalam ummat. Ada yang menyatakan bahwa Ali belum pantas untuk menyandang jabatan Khalifah karena umurnya yang masih muda, ada pula yang menyatakan bahwa kekhalifahan dan kenabian sebaiknya tidak berada di tangan Bani Hasyim. 
Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka. Menjadikan Ali satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara massal, karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda. 
Sebagai Khalifah ke-4 yang memerintah selama sekitar 5 tahun. Masa pemerintahannya mewarisi kekacauan yang terjadi saat masa pemerintah Khalifah sebelumnya, Utsman bin Affan. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi saat masa pemerintahannya, Perang Jamal. 20.000 pasukan pimpinan Ali melawan 30.000 pasukan pimpinan Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, dan Ummul mu'minin Aisyah binti Abu Bakar, janda Rasulullah. Perang tersebut dimenangkan oleh pihak Ali. 
Peristiwa pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan yang menurut berbagai kalangan waktu itu kurang dapat diselesaikan karena fitnah yang sudah terlanjur meluas dan sudah diisyaratkan (akan terjadi) oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih hidup, dan diperparah oleh hasutan-hasutan para pembangkang yang ada sejak zaman Utsman bin Affan, menyebabkan perpecahan di kalangan kaum muslim sehingga menyebabkan perang tersebut. Tidak hanya selesai di situ, konflik berkepanjangan terjadi hingga akhir pemerintahannya. Perang Shiffin yang melemahkan kekhalifannya juga berawal dari masalah tersebut.Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan strategi perang, mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena kekacauan luar biasa yang ditinggalkan pemerintahan sebelumya. Ia meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdurrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami salat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain. 


Dari berbagai sumber EL-KAMIL CENTRE 

KUNCI DIKABULKAN DO'A

Written By SahatiTravel on Jumat, 26 Desember 2014 | 00:55

Bismillahirrohmaanirrohiim..
Setiap manusia pasti memiliki keingin, kerana hal tersebut sudah menjadi salah satu kodrat sebagai manusia yang di ciptakan oleh Allah dengan segala kesempurnaannya. Tidak terlepas dari baik atau buruk keinginan tersebut pasti secepat mungkin ingin pula di capainya. ( Kunci dikabulkan Do'a )

Manusia sebagai makhluk yang di ciptakan Allah SWT tidak mungkin berlepas akan pertolongan yang terlah menciptakannya (Allah). Dan salah satu untuk mendapatkan pertolongan Allah dalam segala urusan adalah dengan meminta atau berdoa kepadanya. ( Kunci dikabulkan Do'a )

Salah satu cara agar di segerakannya pengabulan doa ( Kunci dikabulkan Do'a ) oleh Allah SWT telah di sampaikan dalam surat Al-baqoroh ayat 186 :

ุฃُุฌِูŠุจُ ุฏَุนْูˆَุฉَ ุงู„ุฏَّุงุนِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงู†ِ ูَู„ْูŠَุณْุชَุฌِูŠุจُูˆุงْ ู„ِูŠ ูˆَู„ْูŠُุคْู…ِู†ُูˆุงْ ุจِูŠ

"...Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku..."
(Al-baqoroh : 186)

Dari ayat di atas bisa di simpulkan bahwa di antara kunci disegerakannya pengabulan (Diterimanya) Do'a adalah :

  •  Sentiasa menjalankan setiap perintahnya (Allah SWT)
Segala perintahnya Allah selalu kita jalankan dengan sempurna dan keihlasana di dalam hatinya adalah salah satu kunci di segerakannya pengabulan Do'a.
  • Sentiasa beriman kepadanya (Allah SWT)
Beriman kepada Allah, Artinya juga mengimani segala ketetapannya yang telah sampai kepada kita melalui kekasihnya (Muhammad SAW), Sahabat, Tabi'in, salafusholih, sholih.
Barokumullah...
Semoga kita bisa tetap menjadi hambanya yang sentiasa menjalankan segala perintahnya, dan selalu Berpegang pada ketetapan yang terlah di tetapkannya.


Sumber :
Al-baqoroh 186.

EL-KAMIL CENTRE

BANDUNG BANJIR

Written By SahatiTravel on Kamis, 25 Desember 2014 | 19:44

Hujan deras yang kembali mengguyur Kota Bandung membuat sejumlah jalan utama di wilayah itu tergenang. Banjir setinggi 50-100 cm ini menambah macet Bandung pada Kamis malam, 25 Desember 2014.

Pantauan VIVAnews, genangan air setinggi 1 meter melanda perempatan Gedebage. Alhasil, Jalan Soekarno-Hatta sempat macet total. Lalu lintas dari Kiaracondong menuju Cibiru macet hingga 3 km. Begitu juga sebaliknya.

Guna mengurangi kemacetan, polisi mengalihkan lajur kanan Jalan Soekarno-Hatta menjadi dua arah. "Ini supaya kemacetan terurai," kata Kapolsek Gedebage Komisaris Polisi Eko Listiono.

Genangan air juga terjadi di Jalan Rumah Sakit. Genangan di wilayah ini juga sepinggang orang dewasa. Banyak kendaraan mogok di perlintasan ini.

Banjir di Bandung kerap terjadi sebab drainase buruk, dan belum ada perbaikan dari Pemkot Bandung. Hingga malam ini banjir di Gedebage belum surut.


Sumber :

Dari berbagai sumber

CARA MENGATASI ANAK MALAS BELAJAR

Written By SahatiTravel on Selasa, 23 Desember 2014 | 17:46

Saat anak kita malas untuk belajar, Sebahagian orang tua ada yg memberikan respon positif dan juga negatif, Namun perlu kita ketahui bahwa kemalasan anak dalam belajar hasilnya akan di nikmati oleh si anak dan tidak menutup kemungkinanan orang tua akan ikut menuainya.

Kemalasan dalam belajar di usia dini tentu kita sama-sama tahu akibat yang akan di hadapi di masa-masa kedepannya, Nah untuk menghindari sebuah akibat dari kemalasan belajar si anak, berikut adalah Cara untuk menumbuhkan semangat belajar anak yang sedang malas

1. Memberikan insentif
Ternyata memberikan insentif cukup untuk memberikan semangat belajar anak.  Insentif bukan berarti dalam bentuk materi.  Kita bisa memberikan insentif dalam bentuk penghargaan dan pujian kepada anak.  Insentif langsung ini akan bisa menumbuhkan semangat belajar anak.  Berikan penghargaan manakala anak memiliki nilai prestasi yang bagus agar anak tetap semangat.

2. Memberikan Motivasi
Memberikan motivasi dan pengertian tentang manfaat belajar juga memiliki efek positif.  Jelaskan dan terangkan tentang manfaat belajar.  Untuk menjadi anak pintar harus dilalui dengan belajar karena pintar tidak datang sendiri.  Ia harus dijemput dan diasah.  menjadi anak pintar lebih memiliki banyak positifnya mulai dari disayang oleh guru dan akan lebih disukai teman.

3. Gaya belajar
Gaya belajar anak harus dirubah manakala anak sudah bosan dengan metode belajar konvensional.  Oleh karena itu para orang tua juga harus memahami macam-macam gaya belajar anak.  Salah satu metode gaya belajar yaitu dengan Active Learning, Learning by Doing, dan Learning Through Playing.  Bermain sambil belajar merupakan metode yang efektif.  Berilah pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran di sekolah ketika sedang bermain dengan anak.  Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang bisa dikreasikan.  Intinya adalah orang tua juga harus mengambil peran.

4. Menciptakan Suasana yang menyenangkan
Tetapkanlah jam belajar dalam keluarga.  Ketika sedang waktu belajar maka para orang tua juga harus mematikan segala aktifitas yang bisa mengganggu belajar anak.  Ikutlah untuk belajar dengan anak dan menemaninya.  Kondisi yang mendukung tentunya juga akan membuat semangat belajarnya menjadi meningkat.

Itulah di antara banyak cara untuk mengatasi kemalasan anak dalam belajar. Kerjasama yang baik antara orang tua dan anak akan lebih memaksimalkan potensi anak daripada dengan memberikan omelan dan paksaaan kepada anak.

Sumber :

Dari berbagai sumber

Silahkan tinggalkan komentar anda.

PLN MILIKI DIRUT BARU

Komisaris Utama PLN Chandra Hamzah, Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said (Foto: Dewi:detikFinance)
Jakarta - PT PLN (Persero) punya direktur utama baru. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memilih Sofyan Basir menggantikan Nur Pamudji sebagai orang nomor satu di BUMN listrik tersebut.

"Menunjuk Pak Sofyan sebagai Dirut PLN dan Chandra Hamzah sebagai Komisaris," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kemarin.

Sofyan sebelumnya menjabat sebagai dirut PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Kok mau-maunya bankir jadi dirut PLN? Sofyan punya alasan sendiri, sama halnya Rini.


ANJURAN BERMESRA-MESRA DENGAN PASANGAN (Suami istri)

Written By SahatiTravel on Senin, 22 Desember 2014 | 23:59

Kali ini EL-KAMIL CENTRE akan memberikan sebuah tulisan yang (Insya Allah) bermanfaat. Sahabat EL-KAMIL CENTRE Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk sentiasa berlaku mesra terhadap pasangan kita (Suami/Istri), Diantara kemesraan rasulullah Muhammad SAW adalah :
  • Tidur  dalam  satu  selimut  bersama  isteri.   Dari  Atha bin Yasar. “  Sesungguhnya Rasulullah saw  dan  ‘Aisyah ra biasa  mandi  bersama  dalam  satu  bejana. Ketika  beliau sedang  berada dalam  satu  selimut dengan  ‘Aisyah , tiba-tiba  ‘Aisyah bangkit.  Beliau kemudian  bertanya “ mengapa  engkau  bangkit ?”  ‘Aisyah  menjawab “ Karena  aku  sedang Haidh, wahai  Rasulullah .  Kemudian  Rasulullah berkata “ Kalau  begitu, pergilah,  lalu berkainlah  dan  dekatlah  kembali denganku” Akupun  masuk  lalu  berselimut  bersama beliau.”  (  HR  Sa’id bin  Manshur  )
  • Mandi  bersama  Isteri.  Dari  ‘Aisyah ra , ia  berkata. “ Aku  biasa  mandi  bersama Rasulullah dengan  satu  bejana.  Kami  biasa  bersama-sama  memasukkan  tangan kami ( kedalam bejana)”  (  HR. ‘Abdurrazaq  dan  Ibnu  Abu Syaibah )
  • Memberi  wangi-wangian  pada  aurat .  ‘Aisyah  berkata, “ Sesungguhnya  Nabi  saw apabila  meminyaki  badannya beliau  memulai  dari auatnya  dan  mengolesinya  dengan nurah ( sejenis bubuk  pewangi ),  dan  isterinya  meminyaki  bagian lain  seluruh tubuhnya.”  ( HR Ibnu Majah )
  • Disisir  Isteri . Dari ‘Aisyah ra  ia  berkata. “ Aku  biasa  menyisir  rambut  Rasulullah saw , saat  itu  aku  sedang  haidh “.  ( HR.Ahmad )
  • Meminta  isteri  meminyaki  badannya.   Dari  ‘Aisyah  ra , ia  berkata , “ Saya  meminyaki  badan  Rasulullah saw pada  hari  raya ‘Idul Adha  setelah  beliau  melakukan jumrah ‘aqabah .”  ( HR Ibnu ‘Asakir )
  • Minum  bergantian  pada  tempat  yang  sama. Dari  ‘Aisyah  dia  berkata ,” Saya  biasa minum  dari  mud  yang  sama ketika  haidh,  lalu  Rasulullah  mengambil  mud  tersebut  dan meletakkan kemulutnya  ditempat  saya  meletakkan  mulut  saya,  lalu  beliau  minum, kemudian  saya  mengambil  mud, lalu  saya  menghirup  isinya,  kemudian beliau  mengambil dari  saya , lalu  beliau  meletakkan  mulutnya  pada tempat  saya  meletakkan  mulut  saya , lalu  beliaupun  menghirupnya.”  ( HR.’Abdurrazaq  dan Sa’id  bin  Manshur ).
  • Membelai  isteri . Dari  ‘Aisyah ra , “ Adalah  Rasulullah saw  tidaklah  setiap  hari melainkan beliau  mesti  mengelilingi  kami isterinya  seorang demi  seorang.  Beliau menghampiri  dan membelai  kami  dengan  tidak  mencampuri  kami hingga  beliau  singgah ketempat  isteri yang  beliau  giliri  waktunya , lalu beliau  bermalam  ditempatnya.”  ( HR. Ahmad )
  • Mencium  isteri.   Dari  ‘Aisyah ra , “ bahwa  Rasulullah  saw  biasa  mencium isterinya setelah wudhu’  kemudian  beliau  sholat  dan  tidak  mengulangi wudhu’nya”  ( HR.’Abdurrazaq ). Dari  Hafshah, puteri  ‘Umar ra “ sesungguhnya  Rasulullah saw  biasa mencium  isterinya sekalipun  sedang  puasa.” HR.Ahmad .
  • Tiduran  dipangkuan  isteri. Dari ‘Aisyah ra ia  berkata, “ Rasulullah saw  biasa meletakkan  kepalanya dipangkuanku  walaupun  aku  sedang  haidh, kemudian  beliau membaca Al-Qu’an.” ( H ‘Abdurrazaq )
  • Memanggil dengan  kata-kata  mesra. Rasululah saw  biasa  memanggil “aisyah  dengan  beberapa  nama  panggilan yang  disukainya,  seperti ‘Aisy  dan Humaira ( pipi merah delima )
  • Mendinginkan kemarahan  isteri  dengan  mesra. Rasulullah saw  biasa  memijit  hidung ‘Aisyah  jika  ia  sedang  marah  dan beliau  berkata, “ Wahai ‘Uwaisy, bacalah  do’a “ Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah  dosa-dosaku, hilangkanlah  kekerasan  hatiku , dan lindungilah  diiku  dari fitnah  yang  menyesatkan.”  ( HR. Ibnu Sunni )
  • Bermesraan  walau isteri  Haidh. Dari ‘Aisyah a , ia  berkata ,” Saya  biasa  mandi  bersama  Rasulullah saw dengan  satu  bejana, padahal  kami  sama-sama dalam  keadaan junub.  Aku biasa  menyisir  rambut  Rasulullah  ketika  beliau  menjalani I’tikaf  di masjid dan aku  sedang  haidh.  Beliau  biasa  menyuruh  aku  menggunakan  kain ketika  aku  sedang  haidh , lalu  beliau  bermesraan  denganku.” ( HR.’Abdurrazaq  dan  Ibnu Abi Syaibah )
  • Membersihkan  tetesan  darah  haidh  isteri. Dari ‘Aisyah ra , ia  berkata , “ Aku  penah  tidur bersama  Rasulullah saw diatas satu  tikar  ketika  aku  sedang  haidh.  Bila  darahku  menetes ketikar  itu, beliau memcucinya  dibagian  yang  terkena  tetesan  darah  dan  beliau  tidak berpindah  dari  tempat  itu,  kemudian  beliau  sholat  ditempat  itu  pula, lalu beliau  berbaring kembali  di sisiku.  Bila  darahku  menetes  lagi  ketikar itu, beliau  mencuci  dibagian  yang terkena  darah  itu  dan  tidak  berpindah  dari tempat  itu , kemudian  beliaupun  sholat  diatas tikar  itu “   ( HR. Nasa’i )
  • Memberi  hadiah .  Dari  Ummu Kaltsum  binti  Abu Salamah , ia  berkata ,” Ketika  Nabi saw menikah  dengan  Ummu Salamah  beliau  bersabda  kepadanya , “ Sesungguhnya  aku pernah  hendak  memberi hadiah kepada   Raja  Najasyi sebuah  pakaian  berenda  dan beberapa  botol minyak  kasturi , namun  aku mengetahui  bahwa  ternyata  Raja  Najasyi  telah meninggal  dunia  dan  aku mengira  hadiah  itu  akan  dikembalikan, Jika  hadiah  itu dikembalikan kepadaku , aku  akan  memberikannya  kepadamu.” Ummu Kultsum  berkata,” Ternyata  keadaan  Raja Najasyi  seperti  yang  disabdakan  Rasulullah saw  dan hadiah itu dikembalikan  kepada  beliau,  lalu  beliau  memberikan  kepada masing-masing  isterinya  satu botol  minyak  kasturi , sedang  sisa  minyakkasturi  dan  pakaian  tersebut  beliau berikan kepada  Ummu Salamah.”  ( HR .Ahmad )
  • Segara  menemui  isteri  jika  tergoda .   Dari  Jabir , sesungguhnya  Rasulullah saw  pernah melihat  wanita, lalu  beliau masuk  ketempat  Zainab, lalu  beliau  tumpahkan  keinginan beliau  kepadanya , lalu  keluar  dan  bersabda. “ Wanita  kalau  menghadap , ia  menghadap dalam rupa  setan ( menggoda ) . . . bila  seseorang  diantara  kamu  melihat  seorang wanita yang  menarik,  hendaklah  ia  datangi  isterinya , karena  pada  isteri ada  hal  yang  sama dengan  yang  ada  pada  wanita  itu.”  ( HR.Tirmidzi )
Demikianlah  indahnya  kemesraan  Rasulullah  kepada  isterinya ,  moga  dapat jadi  teladan  bagi  membina  kasih  sayang  antara  suami – isteri . . . selamat mencuba  dan semoga kita dpt membina hubungan keluarga yg sakinah,mawaddah wa rahmah  serta dikurniakan zuriat yg soleh dan solehah.

Dari berbagai sumber.

JABAR RAWAN BENCANA

BANDUNG: Kondisi eksisting Jabar, sebagian besar berpotensi rawan dilanda bencana alam. Dari 26 Kabupaten/Kota di Jabar, sebanyak 17 Kabupaten/Kota berpotensi rawan bencana alam, baik longsor, banjir dan gempa.

Hal demikian, ditegaskan Kabiro Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jabar, Udjwalaprana Sigit, ketika menjadi nara sumber dalam kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana alam, di Aula Kantor Diskominfo Provinsi Jabar (27/4).
Menurut Sigit, di beberapa lokasi pada 17 Kabupaten/Kota di Jabar tercatat berpotensi rawan bencana alam yaitu : Bandung, Tasikmalaya, Sumedang, Subang, Majalengka, Garut, Ciamis, Sukabumi, Cirebon, Indramayu, Purwakarta, Kuningan, Karawang, Bogor, Bekasi, Depok dan Cianjur. Di lokasi tersebut, pada umumnya berpotensi terjadinya bencana banjir dan longsor.
Sementara itu, di Jabar tercatat 12 Kabupaten/Kota yang berpotensi terjadi bencana gerakan tanah. Kedua belas lokasi tersebut antara lain : Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Bogor, Purwakarta, Subang, Sumedang, Majalengka dan Kuningan. Di 12 Kabupaten/Kota tersebut, bencana gerakan tanah berpotensi melanda 217 Kecamatan dengan jumlah desa yang rawan sebanyak 1.068 desa.
Sigit, lebih lanjut memaparkan dalam tahun 2008, tercatat adanya berbagai peristiwa bencana, yaitu : kebakaran sebanyak 43 kali, banjir 51 kali, tanah longsor 68 kali, angin topan 74 kali dan gempa bumi 7 kali.
Bencana tersebut, telah menelan korban manusia, yaitu 24 orang meninggal dunia, 113 orang luka-luka, 10.352 Kepala Keluarga menderita serta sebanyak 41.411 jiwa menderita.
Bencana tersebut, juga menyebabkan kerusakan rumah, masing-masing rusak ringan 4.450 rumah, rusak berat 1.404 rumah, rumah hancur sebanyak 238 rumah.
Di sisi lain, bencana juga telah menyebabkan kerusakan pada sarana dan prasarana yaitu : sekolah rusak sebanyak 98 buah, tempat ibadah rusak sebanyak 93 buah, areal sawah rusak seluas 20.471,6 Ha serta daratan yang rusak seluas 66,5 Ha.
Terkait dengan adanya bencana alam, sambung Sigit Pemprov. Jabar telah membuat organisasi pelaksana penanggulangan Jabar yaitu Satkorlak Penanggulangan Bencana .
Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam, selanjutnya mempunyai tugas pokok yaitu mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana dan pengungsi di daerah, sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana, diimplementasikan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan pada saat prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Kegiatan yang dilaksanakan pada saat prabencana antara lain : perencanaan pencegahan, pengurangan resiko, penelitian, penataan tata ruang, mitigasi dan peringatan dini.
Kegiatan yang dilaksanakan pada saat tanggap darurat, antara lain : penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan dan pemulihan.
Selanjutnya, pada pasca bencana, kegiatan yang dilaksanakan meliputi rehabilitasi sarana dan prasarana sosial dan ekonomi serta rekonstruksi kesehatan, keamanan dan ketertiban dan lingkungan.

Sumber :
jabarprov.go.id

CURHAT

Written By SahatiTravel on Kamis, 11 Desember 2014 | 22:14

Tertarik jari ini untuk mengetik beberapa kata yang mungkin bisa mengobati sedikit kekhawatiran yang meliputi hati. Khawatir?? Ya itulah kata yang menurut saya paling tepat untuk di ucapkan, kerana perasaan itu masih terus terasa sampai saat ini saya mengetik.
 Berawal dari aktifitas biasa di hari akhir pekan minggu lalu, Sepulangnya saya dari lokasi ikhtiar (Kerja) di kawasan bandung selatan tepatnya di buah batu, dengan keadaan macet yang sangat luar biasa, dan di tambah turunnya rahmat Allah dalam bentuk cucuran air hujan yang tidak begitu besar (Gerimis).
Sampai ketika saya tiba di suatu perempatan yang sangat ramai oleh para pedagang, Saat semua kendraan padat meayat memajukan rodanya, saya melihat satu pemandangan yang menurut akal sehat saya tidak begitu pantas untuk ada di lokasi seperti itu. Bagaimana tidak?? 1 anak yang di perkirakan seuasia 5 sampai 7 tahun dan juga 6-8 tahun tengah asyiknya berjoget ria di tengah kerumunan macetnya jalanan kota kembang ini.
    Selang beberapa menit kemudian kedua anak tersebut mendekati setiap para pengendara dengan membawa sebuah plastik kecil yg di sodorkan kepada setiap penngendara yang di jumpainya.
Awalnya saya melihat mereka merasa iba dalam hati, dan sayapun segera meraba kantong celana dengan berharap ada sedikit rejeki yang bisa aku berikan kepada mereka, Namun belum sempat aku keluarkan tangan dari kantong celana kulihat satu anak yang di perkirakan berusia 6 -8 tahun tengah berteriak kepada seorang pengendara motor di depannya "Bang...!!!! bagi uang bang!!! pelit banget idupnya.. mati aja kalo pelitmah...!!!" Bagai disambar petir badan saya mendengar ucapan yang keluar dari ana seusia dini itu, dan kulihat tangan si anak tersebutmemgang tangan pengendara motor di depannya dan menarik-narik hingga sedikit goyang kendaraan tersebut. Lalu kemudian pengendara tersebut menjawab : "Maaf de, teu gaduh, engkin dai nya.." Belum selesai ia berbicara anak yang satu lagi mendekat dan berkata lantang "Alaah.. pelitmah pelit we.. mbung mere!!!" Semakin bertambah kagetnya hati ini mendengar anak yang satu ini, sejenak aku berfikir, kemana kedua orang tua tersebut?? bagaimana bisa anak seusia ini di biarkan di tengah jalan yang bisa saja mengancam keselamatannya??

Comments

 
Support : DIM Centre | EL KAMIL
Copyright © 2014. EL-KAMIL CENTRE
Jl. Kamarung No 27 Citeureup Kota CIMAHI 40512
Phone 082240002354